Waktunya Kurban Kepentingan

79 kali dilihat

Ada sesuatu yang berbeda pada perayaan Hari Raya Kurban pada tahun ini, yaitu sehari sebelum Hari Raya Kurban bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Saya menjadi bertanya-tanya, mengapa tuhan membuat seperti itu? apa alasan dibalik itu? Mengapa Hari Lingkungan Hidup sedunia harus beriringan dengan Hari Raya Kurban?  Kenapa tidak Hari Ayah, Hari Pendidikan, atau hari-hari penting lainnya saja yang mengiringinya? Ah, sudahlah. Bukan tugas saya memikirkan hal seperti.

Berbicara tentang Hari Raya Kurban, Hari Raya Kurban tidak sekadar menjadi perayaan keagamaan biasa. Hari Raya Kurban sejatinya menjadi momentum bagi umat Islam untuk berkontemplasi—memaknai lebih dalam sejarah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Melalui Hari Raya Kurban, kita bisa meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Tuhan. Ketika kepentingan pribadi dibinasakan, keimanan dan ketakwaan diutamakan dibanding hal-hal lainnya.

Lingkungan hidup merupakan ruang yang berisi banyak contoh praktik manusia yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau segelintir kelompoknya serta mengesampingkan kepentingan orang banyak. Mulai dari konversi hutan menjadi area industri pertambangan dan perkebunan, dan pembangunan infrastruktur tanpa memperhatikan dampak lingkungan, hingga regulasi pemerintah mengenai lingkungan hidup yang tidak jelas dan tegas.

Industri pertambangan nikel yang dilakukan oleh PT. Gag Nikel di Pulau Gag Kabupaten Raja Ampat menjadi isu yang sedang ramai diperbincang oleh publik di media sosial akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, Raja Ampat yang digadang-gadang menjadi salah satu surga dunia karena keindahan alam dan keunikan biota lautnya malah dirusak oleh segelintir kelompok yang hanya mementingkan keuntungan ekonomi mereka saja.

Tak hanya itu, masyarakat sekitar area tambang juga merasakan dampak buruk dari aktivitas pertambangan tersebut. Seperti, sulitnya mendapatkan air bersih, tercemarnya air laut yang membuat nelayan kehilangan mata pencahariannya, dan udara yang tercemar oleh asap yang berasal dari pabrik perusahaan tambang.

Pemerintah sebagai pembuat kebijakan, harus mampu membuat kebijakan yang melalui pertimbangan Apple to Apple, mengutamakan kepentingan publik, serta bebas dari ego sektoral. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terus meningkat dan kelestarian alam dapat terus terjaga.

Bisa jadi disandingkan-Nya Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan Hari Raya Kurban dikarenakan Tuhan ingin mengingatkan kita untuk lebih mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pribadi atau segelintir kelompok dalam memperlakukan alam. Jangan sampai kelestarian alam dan ekosistem lingkungan hidup diacuhkan demi mengejar angka investasi dan pertumbuhan ekonomi di negeri ini.

Pada akhirnya, kita sampai pada satu pertanyaan; kapan para pembuat kebijakan mau mengorbankan kepentingan ‘kelompoknya’ agar bisa lebih mengedepankan kepentingan rakyat? Mungkin sebait lirik lagu dari grup musik ‘Batas Senja’ bisa membantu menjawab:

Jika tidak hari ini mungkin minggu depan

Jika tidak minggu ini mungkin bulan depan

Jika tidak bulan ini mungkin tahun depan

Semua harapan kan datang yang kita impikan

Bagikan